Setelah menyaksikan seberapa
brutalnya anime black lagoon di season 1 kemarin tentu kalian akan penasaran
tentang betapa kerennya season kedua dari anime ini bukan?
Oke,.oke,gue
ngerti,maka dari itu gue bawain review hari ini.Bagi yang belum sempet baca review
season 1nya bisa dibaca disini.
1.Background
Information dan Sinopsis
Setelah sukses dengan season
pertama Black Lagoon,studio Madhouse kembali menelurkan season kedua dari anime
ini (seet dah menelurkan,..berasa ayam >.<).Season kedua anime ini masih
menggunakan format 12 episode (yang mana menurut gue kurang banget).
Entah kenapa jarak yang hanya 3
bulan dari season pertamanya membuat gue berpikir bahwa anime ini memang telah
dipersiapkan untuk menjadi 24 episode (total dengan season pertama).Meskipun
demikian,hal ini tidak mengejutkan melihat kualitas ceritanya di season 1
kemarin.
Ngomong-ngomong soal cerita,anime
ini masih menceritakan tentang kehidupan Rock.Kini ia telah secara resmi telah
bergabung dengan organisasi criminal Black Lagoon.Meskipun disebut criminal,namun
kita bisa melihat bahwa hati Rock sendiri masih bimbang dengan keputusannya.
Nampaknya ia masih terjebak
antara kehidupan normalnya sebagai seorang karyawan dan kenyataan didepan
matanya bahwa ia sekarang hidup sebagai seorang criminal.Hal ini membuatnya
berada sebuah persimpangan jalan antara harus kembali atau terus melangkah.
Pembunuh Kecil yang dijuluki Vampire... |
Dilain pihak,pekerjaannya bersama
dengan mafia rusia “Hotel Moscow” membawanya kembali ke Jepang.Negara yang ia
tinggalkan untuk mencari sebuah kebebasan.Lalu bagaimanakah Rock menghadapi
semua ini?akankah ia memutuskan untuk tinggal di Jepang atau kembali bersama
Black Lagoon?Saksikan kisahnya disini.
2.First Impression
Well,season kedua ini memiliki
setidaknya 3 mini arc.Ada mini arc tentang para bocah pembunuh,misi dari triad
hingga kembali ke jepang.Arc yang menceritakan tentang tugasnya di Jepang
menurut gue adalah Arc terbaik dari season kedua ini.
3.Reviews
Dibandingkan season
pertama,sejujurnya gue harus bilang season kedua ini memiliki beberapa
kekurangan.Pertama,mini arc tentang para bocah pembunuh menurut gue agak
absurd.Kita bisa menerka bahwa dari umur mereka yang setidaknya kurang dari 14
tahun,mereka telah sangat mahir membunuh.Nampak sangat absurd bukan?yah,..itu
juga yang gue rasain.
Meskipun kondisi mereka begitu
menderita namun menurut gue hal ini sedikit diluar nalar.Kedua,ide tentang
bocah pembunuh atau psikopat nampaknya telah sedikit usang dan terlalu banyak
digunakan.Ide semacam ini kita bisa lihat ada di anime macam BT x,Kuroshitsuji,Tokyo
Ghoul,Shakugan no Shana dll.
Meskipun demikian,cerita anime
ini tertolong karena menggunakan format Mini Arc.Ada beberapa cerita lainnya
yang menurut gue masih cukup fresh seperti misal kisah tentang seorang mantan
aktivis hingga tentu saja perseteruan antara Hotel Moscow dengan Yakuza Jepang.
Dari sisi character development
menurut gue season kedua ini sangat berfokus pada tokoh Rock sendiri.Di season
ini kita akan melihat bagaimana kepribadian rock yang plin plan terlihat dengan
sangat jelas.Kenapa gue bilang plin-plan?karena memang menurut gue begitulah
karakter Rock.
Pyuuuh...mana yang asli coba....memang dollar selalu menggoda.. |
Rock seperti yang kita ketahui di
season pertama adalah seorang karyawan perusahaan yang muak dengan berbagai system
yang mengekangnya.Oleh karena itu ia akhirnya memilih untuk meninggalkan
perusahaanya dan bergabung bersama dengan mantan penculiknya Black Lagoon.
Namun setelah sekian lama
bergabung dengan Black Lagoon,gue ngerasa bahwa tokoh ini terlalu out of
place.Ia boleh bisa dibilang seorang bule ditengah-tengah ratusan negro.Yuup,bener-bener
gak cocok,kalo istilah inggrisnya orang ini Goody two Shoes,.aka gak punya
pendirian.
Mr Chang..entah kenapa gue selalu keingetan sama Kasper Hekmatyar kalo liat orang ini.. |
Sebagai seorang penjahat di Black
Lagoon,ia gak punya keberanian untuk memegang senjata.Ia juga menolak membunuh
dan seringkali mengucapkan kata-kata normative tentang kebajikan.Menurut gue
orang semacam ini tidak punya tekad untuk menjadi penjahat.
Disisi lain ia juga tidak punya
tekad untuk menjadi orang baik.Tokoh macam ini menurut gue bener-bener
nyebelin.ibaratkan cahaya dan kegelapan,maka satu kakinya berada di cahaya
sementara kaki yang lain berada di kegelapan.Namun si tokoh ini tidak ingin
benar-benar berada di dalam cahaya atau kegelapan secara menyeluruh.
Season kedua ini juga memberikan
spot lebih pada masa lalu Ms Balalaika.Meskipun demikian jujur gue gak
tertarik.Hal ini karena masa lalu Balalaika sendiri sangat mudah ditebak yaitu
prajurit yang terbuang.Kita melihat bagaimana para prajurit yang tidak lagi
mendapatkan tempat berubah menjadi penjahat.
Epic Battle Ending...cepetan nonton biar gak nyesel..wkwkw |
Kita mengenal Hercules,mantan
tentara pembebasan Tim Tim yang kini menjadi preman atau di Amerika kita
mengenal geng motor Hell’s Angel yang awalnya mantan tentara Amerika yang
ditugaskan ke Vietnam dan kalah dengan memalukan.Kini mereka berevolusi menjadi
geng motor yang lekat dengan kejahatan.
Hal yang menarik dan menurut gue
kurang di eksplor justru adalah Mr Chang.Pertama,menarik untuk melihat kenapa
faksi dari mafia china Triad ini bisa begitu “akur” dengan mafia rusia Hotel
Moscow.Disisi lain,sosok Mr Chang sendiri terbilang sangat misterius dan
ngingetin gue sama Kasper Hematyar dari anime Jormungand.
Grafis anime ini seperti seperti
season kemarin,.Jadul :P.Meskipun jadul namun grafis anime ini mampu untuk
memberikan suasana yang tepat bagi anime ini yang memang kesannya gelap dan
sadis.Jadi menempatkan grafis semacam ini menurut gue justru jadi pas.
4.Final Thought dan
Rekomendasi
Anime ini masih keren seperti
dengan season pertamanya.Hal yang menurut gue sedikit mengurangi nilai dari
anime ini mungkin adalah fakta bahwa ia menggunakan tipikal karakter bocah
pembunuh.
Namun secara keseluruhan anime
ini masih sangat luar biasa.Gue saranin kalian nonton anime ini sebelum
nyesel.Overall Skor gue untuk anime ini adalah 8.8 dari 10..gak sekeren season
pertama,but still excellent job.
No comments:
Post a Comment