Bagi
pembaca setia Animeministry,halaman ini adalah resume anime per episode yang
mungkin mengandung unsur spoiler.Halaman ini ditujukan bagi mereka yang ingin
memahami anime ini berdasarkan episodenya.Bagi yang ingin mengetahui review Barakamon ! tanpa Spoiler bisa membacanya disini
Eling..Mas,wong tuwek iku...#Akurapopo |
Barakamon episode pertama ini dimulai dengan sebuah
pameran kaligrafi yang nampaknya diselenggarakan untuk Handa Sei.Di pameran
itu,hasil karya Handa dipamerkan.
Tidak berapa lama seorang kakek tua yang nampaknya
direktor ditempatnya bekerja mengkritik hasil kerjanya.Sang direktor mengatakan
bahwa hasil kerja Handa Sei terlalu sederhana dan tidak merepresentasikan sang
penulis.
Tidak terima hasil kerjanya dikritik demikian,Handa Sei
pun mengamuk.Ia tidak segan-segan memukul sang direktur yang sudah tua itu.Ia
merasa bahwa sang direktur tidak menghargai hasil kerja kerasnya itu.Meskipun
perkataan sang direktur ada benarnya,tapi sepertinya Handa sudah terlalu marah
untuk mendengarkan.
Arep melu aku balap traktor ora le..? |
Sang ayah akhirnya mengirim Handa Sei ke sebuah pulau
terpencil untuk menenangkan pikiranya.Di pulau ini hampir tidak ada apapun.Disana,ia bertemu seorang kakek yang
mengantarnya ke desa Nanatsutake dengan menggunakan traktor.Nampaknya bus
sedang diperbaiki sehingga tidak ada satupun yang lewat.
Sesampainya disebuah rumah yang nampaknya sengaja
disewakan untuknya.Disana nampak seorang kurir yang lucunya telah datang duluan
sebelum dirinya.Nampaknya sang kurir membawakan barang-barang Handa Sei dari
Tokyo.Ketika Handa Sei memintanya untuk membawakan barang-barangnya ke
dalam,sang kurir menolak dan mengatakan bahwa service tersebut tidak termasuk
dalam job desknya.
Disini pula ia bertemu dengan seorang pria bertubuh gemuk
dengan kacamata.Nampaknya ia adalah kepala desa sekaligus orang yang menyewakan
tempat itu kepadanya.Nampaknya rumah dimana ia akan tinggal sering menjadi
tempat bermain anak-anak disana.Hal ini terlihat dari banyaknya barang-barang
mereka yang tertinggal.
Buseet dah..ada anak jin pulak disini.. |
Rumah tempatnya tinggal nampak begitu sederhana.Tidak ada
barang-barang elektronik disini.Hanya terlihat WC duduk biasa,Pemanas air putar
dan tikus yang nampaknya datang menyambut kedatangannya.Di rumah ini Handa Sei
bertemu dengan seorang bocah periang bernama Kotoishi Naru.
Naru nampaknya menjadikan rumah tinggal sementara Handa
sebagai markasnya.Meski berapa kalipun Handa mengusir bocah kecil ini namun ia
kembali dan kembali masuk kedalam rumahnya itu.Naru juga mengganggunya menulis.
Naru mengatakan bahwa tulisan Handa menyerupai tulisan
guru SDnya.Nampaknya hal ini mengakibatkan Handa marah.Ia dengan kesal keluar
dan berjalan keluar mencoba memperbaiki perasaan hatinya yang kacau.
Tolong..Biarkan..Aku SENDIRI DULU !!! #Pacarngambek |
Nampaknya Naru mengikutinya untuk meminta maaf.Bocah
kecil itu nampaknya merasa bersalah telah mengganggu sang kaligrafer muda
itu.Handa yang nampaknya hanya marah sesaat itu memaafkan sang bocah kecil itu.
Dalam perjalanan pulang nampaknya hari telah sore.Naru
mengajak Handa untuk melihat matahari tenggelam.Mereka harus memanjat tangga
tali untuk bisa memanjat sebuah tembok setinggi kurang lebih 3 meter.Awalnya
Handa menolak namun Naru memaksanya dengan mengatakan
“Jika kita tidak mencobanya maka kita tidak pernah tahu”
Nampaknya kata-kata bocah kecil ini menghilangkan
keraguan di dalam diri sang Kaligrafer muda ini.Ia menyadari bahwa selalu ada
tembok dalam setiap usahanya.Hanya dengan memanjatnya kita bisa meraih hal yang
lebih tinggi.Nampaknya Haru mengatakan apa yang dikatakan oleh sang direktor
dengan bahasa yang berbeda.
Pulangnya,sesuatu yang tidak pernah ia temui terjadi.Ia
bertemu dengan orang tua yang pertama kali ia temui.Nampaknya ia adalah Kakek
dari Naru.Bersama dengan sang kakek nampak para warga desa yang lain.Nampaknya
warga desa ini ingin membantu Handa untuk pindahan.Episode ini diakhiri dengan
Handa Sei menggambar sebuah tulisan yang bermakna Kesenangan.Seolah
menggambarkan kesenangannya hari itu.
Donwload Barakamon Episode 1 Disini
No comments:
Post a Comment